Sabtu, 03 November 2012

Analisis unsure imaji pada puisi


Analisis unsure imaji pada puisi

KEMERDEKAAN
Nama                    : MUSHAITIR

Ketika ruang kembali terang
Itulah terangnya matahari yang menembus
Celah dedaunan
Embun pagi seolah menguap
Diatas jalan-jalan berlumpur, diatas tegalan.
Dan puluha kaki kasar petani
Bergerak sigap ke hilir
Puluhan kaki petani ini kemudian
Berubah menjadi seratus, seribu,
Puluhan, bahkan ratusan ribu.
Diatas rumput,
Di aspsl tengah kota.
Atau dijalan dan diatas kreta,
Sepanjang rel
Atau juga di peron-peron stasiun.
Lelaki dan perempuan bergerak
kearah yang sama.
Berdempal-dempal mereka berdesakan
Menjadi satu,
Membawa bendera merah da putih serta teriak
Merdeka !

(Khairil Anwar “ AKU” )





Analisis imajinasi seni pada puisi khairil anwar “merdeka”
Ketika ruang kembali terang
Itulah terangnya matahari yang menembus
Celah dedaunan
Imajinasi pengindraan tyang di gunakan pada bait puisi di atas yakni indra ”pengglihatan” yakni ruang...terang...matahari. dapat di ketahiui sorang yang membuat puisi tersebut dapat melihat terangnya sinar matahari.
Embun pagi seolah menguap
Diatas jalan-jalan berlumpur, diatas tegalan.
Dan puluhan kaki kasar petani
Bergerak sigap ke hilir

Pengindraan dlm bait puisi tersebut yang digunakan yakni:
indra “gerak” dapat diketahui dari baris puisinya “ puluhan kaki kasar petani bergerak sigap ke hilir” sedangkan
indra “penglihatan” ia melihat kaki yang sedang bergerak ke hilir.

Puluhan kaki petani ini kemudian
Berubah menjadi seratus, seribu,
Puluhan, bahkan ratusan ribu.
Diatas rumput,
Di aspali tengah kota.

Pengindraan yang di gunakan yakni indra “penglihatan” dapat di ketahui dari baris puisi yakni “puluhan kaki petani ini kemudian berubah menjadi seratus..... bahkan ratusan ribu di atas rumput” /maksud dari kalimmat tersebut para petani yang mulanya berjumlah sedikit tiba-tiba menjadi banyak dan berjalan di atas rerumputan dan sampai di tengah jaln aspal myang terdapat di tengah kota.
Atau dijalan dan diatas kreta,
Sepanjang rel
Atau juga di peron-peron stasiun.
Lelaki dan perempuan bergerak
kearah yang sama.
Berdempal-dempal mereka berdesakan
Menjadi satu,
Membawa bendera merah dan putih serta teriak
Merdeka !
Pengindraan yang terdapat pada bait puisi tersebut yakni indra “ penglihatan”, “gerak”, dan “ pendengaran”. Dapat di ketahui dari baris puisinya yakni:
-          Indra penglihatandi jalan dan di atas kreta, sepanjang rel. Atau juga di peron-peron stasiun. Maksud dari kalimat tersebut bahwa ia melihat orang-orang yang berada di atas kereta dan di peron-peron stasiun.
-          Indra gerak→ lelaki dan perempuan bebrgerak ke arah myang sama, berdempal-dempal mereka berdesakan menjadi satu. Maksud dari kalimat puisi tersebut yakni lelaki dan perempuan bergerak dan berkumpul menjadi satu membuat suasana menjadi ramai dan akhirnya menjadi berdesakan.
-          Indra pendengaran→ teriak merdeka ! maksudnya menimbulkan suara terikan yang kedengaran membuat suana ramai dengan teriakan merdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar